Kamis, 23 Februari 2012

Tester Lamp - Test Lamp


Tester Lamp atau orang bengkel sering menyebut Test lamp biasa digunakan untuk mengecek ada tidaknya tegangan pada suatu sirkuit/rangkaian di mobil. Di bengkel, yang biasa teknisi pakai adalah dengan menggunakan lampu 12 V dengan Daya kisaran 5, 10 atau 15 Watt. Dengan melihat daya sebesar 5 Watt tersebut, bisa kita simpulkan bahwa "test lamp" tersebut menyerap arus yang lumayan besar, yaitu sekitar
I = P/V = 5 Watt/12 V = 0.41 Ampere
Apa Jenis "Test Lamp" ini bisa dipakai untuk mengecek ada tidaknya kerusakan pada mobil yang sudah menggunakan sistem EMS (Engine Management System), CMS (Chasis Management System) dan CSIT (Comfort, Safety and Information Technology). Bisa kita jawab ya atau tidak. Ya jika dipakai untuk mengecek tegangan pada aki, relay, lampu, katup elektronik atau komponen dengan arus yang besar.
Yang pasti jika dimanfaatkan untuk mengecek komponen sistem kontrol dengan arus yang kecil atau lemah, kita jawab "TIDAK", karena jika kita asal colok sana colok sini, bukan perbaikan yang didapatkan, tapi malah bisa menambah kerusakan sistem tersebut karena bisa membuat rusak komponen yang ada di dalam ECU (Electronic Control Unit).
Untuk itulah maka diperlukan alat "test lamp" baik untuk mengecek komponen dengan arus besar atau arus kecil yang tidak bisa membuat kerusakan pada sistem tersebut. Dengan memanfaatkan LED (Light Emitting Dioda) dan Resistor sebesar 1 kOhm/0.25 Watt, kita sudah bisa membuat "Test Lamp" tersebut.

Tuesday, April 03, 2012 at Malang
Nambahin foto saja dulu ya .... Belum sempat nulis lagi .... :)



bersambung ...

Rabu, 15 Februari 2012

Cut OFF saat deselerasi pada mobil ber-bahan bakar atau ber- bbm LPG

Gak terasa sudah 1 tahun lebih, tidak menulis di blog ini. Kangen rasanya menulis lagi. Banyak sekali kerjaan kantor dan kerjaan pribadi yang menyita waktu, sampai-sampai hampir melupakan blog ini. Blog yang mungkin bagi saya pribadi dan sebagian orang yang membacanya bisa membesarkan dan membuat diri kita menjadi ada.
Langsung saja ya ...hehehe...
Beberapa waktu yang lalu ada teman yang lagi ber-eksperimen membuat atau menggantikan bahan bakar atau bbm premium menjadi bahan bakar LPG. Dari hasil test dyno, saya tidak mengira kalau ternyata power yang dihasilkan bisa melebihi dari aslinya. Dimana kenaikannya sekitar 10 %. Hanya saja yang menjadi kendala adalah saat deselerasi atau perlambatan atau pada saat pedal gas dilepas, asap tebal mengebul dari knalpot. wah saya berpikiran, pasti masalah cut off nya belum diperhitungkan.
Dari obrolan dengan teman yang lagi riset itu, ternyata memang disimpulkan kalo katup buka-tutup untuk saluran LPG yang menuju ke mesin memang tidak di OFF kan pada saat terjadi deselerasi. Padahal katup tadi bisa dikontrol secara elektronik, atau dengan memberikan tegangan 12 Volt pada nya. Karena memang temen saya tadi tidak begitu menguasai elektronik.
Akhirnya dari coretan-coretan saya di secarik kertas putih menghasilkan rangkaian cut off untuk mobil yang berbahan bakar LPG atau Gas.


Pada intinya, rangkaian di atas bisa dijelaskan sebagai berikut :
1. Vmap adalah hasil dari tegangan MAP sensor. Ingat di tulisan disini, dijelaskan tentang karakteristik dari sensor MAP. Sensor MAP bisa mendeteksi kondisi saat akselerasi, idle/rpm konstan dan deselerasi.
2. Op-amp di atas berfungsi sebagai komparator, yang membandingkan antara Vmap dengan Vref. Jika Vmap lebih kecil dari Vref (kondisi deselerasi), maka akan menghasilkan tegangan 12 Volt di Output Op-Amp.
3. Yang akhirnya akan men-triger transistror IRFZ44N / IRFZ44 menjadi ON, dan akan mengONkan katup atau valve.
4. Dan sebaliknya akhirnya jika Vmap > Vref maka katup akan OFF.
5. Jika yang diinginkan adalah kebalikannya dari poin 2 s/d 4 di atas, maka tinggal menggantikan titik Vref dengan Vmap sebagai input op-amp pada rangkaian di atas.

Nambah : Bahan bakar LPG yang dipakai adalah LPG kemasan 3 kg atau 12 kg yang biasa dipakai untuk memasak, jadi bisa didapatkan di warung-warung terdekat atau di indomaret.

Semoga bisa bermanfaat !!! Amin ...